Sahabat Prokopim,
Generasi muda sebagai calon penerus serta juga akselerator pembangunan bangsa tentu mempunyai peran penting dalam tercapainya cita-cita kita bersama yaitu menuju Indonesia emas 2045.
Guna menekankan pentingnya peran para generasi muda ini Pemkab Magetan melalui Bakesbangpol Magetan menggelar audiensi dengan para organisasi kepemudaan dan tokoh pemuda di Magetan dengan tajuk acara ‘Ngopi (Ngobrol Pintar); Peran Generasi Muda Dalam Menegakkan Jati Diri Demokrasi’ di Ruang Jamuan Pendapa Surya Graha pada, Jumat (9/8).
Plt Ka Bakesbangpol Magetan, Yok Sujarwadi melalui laporannya mengungkapkan jika dalam acara ini diikuti 9 organisasi kepemudaan yang ada di Magetan.
“Tujuannya untuk silahturahmi dan wadah audiensi segenap unsur kepemudaan dengan Forkopimda serta mentransformasikan pemikiran kedua belah pihak untuk mampu menempatkan marwah demokrasi yang hakiki,” terangnya.
Pj Bupati Magetan yang membuka acara kali ini melalui sambutannya mengajak seluruh pihak untuk memanfaatkan bonus demografi yang saat ini dimiliki Indonesia. “Pada saat ini kita mendapatkan bonus demografi yang akan bertanggungjawab atas bangsa ini 20 tahun kedepan,” ucapnya.
“Ini momen yang paling krusial dan menentukan untuk masa yang akan datang karena pada saat ini gelembung tertinggi penduduk itu adalah pemuda, jangan sampai generasi emas ini lepas (tidak mampu kita capai), Indonesia emas jangan sampai lepas,” tekannya.
Dandim 0804 Magetan sebagai narasumber dalam giat kali ini mengungkapkan jika menuju Indonesia emas adalah cita-cita kita bersama. “Peran serta aktif generasi muda menentukan arah bangsa,” jelasnya.
“Bicara keamanan adalah tanggung jawab kita bersama, menyambut pilkada kita dapat memberikan andil menjaga kondusifitas di wilayah Magetan dan jangan sampai kita mengganggunya,” sambungnya.
Kapolres Magetan yang diwakili Kasat Binmas Polres Magetan saat menyampaikan sambutan Kapolres Magetan menjelaskan jika pemuda diharapkan memiliki kecerdasan politik sehingga mereka bisa pendorong partai politik dalam menyampaikan aspirasi masyarakat bukan kepentingan kelompok dan individu belaka.
“Pilkada lebih rawan berdampak pada kondusfitas daripada pemilu karena ada kedekatan emosional antara konstentan dan pemilih,” tutupnya.
(Prokopim/lio/ahm)