Kondisi inflasi secara nasional turun dari 5,72 % menjadi 5,42 %. Keberhasilan tersebut tak lepas dari pengaruh sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah. Juga peran Tim Pengendalian Inflasi tingkat pusat serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dalam menurunkan laju inflasi.
.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, saat membuka Rapat Koordinasi pengendalian Inflasi, Senin (5/12/2022). Bupati Magetan, segenap anggota FORKOPIMDA dan pimpinan OPD terkait mengikuti secara virtual dari ruang Jamuan Pendapa Surya Graha.
.
Ditambahkan kepala BPS, Margo Yuwono, resiko baru dan respon terhadap ketidakpastian global memperberat pemulihan pasca pandemi. Secara umum, pendorong utama inflasi 2022 karena peningkatan harga pada komoditas yang harganya diatur pemerintah dan komoditas pangan bergejolak (komoditas hortikultura). Perlu diwaspadai kenaikan harga beberapa komoditas menjelang Natal dan Tahun Baru serta bencana alam di sentra produksi yang dapat menggangu pasokan komoditas, sehingga menambah tekanan inflasi di akhir tahun.
.
Arif Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional menambahkan perlu segera dilaksanakan pengadaan berasa karena stok beras di BULOG kurang dari 550 ton. Untuk komoditas bawang putih perlu percepatan realisasi impor. Harga pangan nasional secara umum stabil, namun ada beberapa komoditas yang berpotensi naik seperti beras, cabai, dan kedelai.
.
Sumatera Utara menjadi contoh daerah yang berhasil menurunkan inflasi menjadi 5,03 %. Dijelaskan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bahwa pihaknya bersinergi dengan FORKOPIMDA untuk melakukan pemantauan rutin harga bahan pokok. Pihaknya juga mendorong peningkatan produksi pertanian dan peternakan. (Prokopim/dj/dok.lio